| SATELIT SOLO | satelitsolo.blogspot.com | email : satelitsolo@gmail.com |

| SATELIT SOLO | satelitsolo.blogspot.com | email : satelitsolo@gmail.com |

Rabu, 20 November 2013

Mengintip Proses Pembuatan Intip


Pernah dengar penganan bernama intip? Dalam istilah Bahasa Jawa, intip adalah sebutan untuk kerak nasi. Di Solo, intip ini diolah menjadi makanan khas. Proses pembuatan intip bisa dibilang rumit. Terlebih dahulu harus mengumpulkan kerak nasi yang melekat pada panci. Kerak nasi dapat dihasilkan apabila kita menanak nasi dengan cara tradisional. Yaitu menggunakan kendil, semacam panci tebal yang terbuat dari alumunium atau besi. Kerak nasi yang menempel di kendil dilepas kemudian di jemur sampai kering, baru digoreng.

Cara menggorengnya pun ada teknik khusus. Intip harus terendam minyak supaya matang merata. Kalau tidak, intip akan gosong di bagian pinggir tetapi tengahnya belum matang. Sekarang ini sulit mencari bahan baku intip. Mengingat ada perubahan cara menanak nasi di jaman sekarang. Kebanyakan orang cenderung lebih banyak menanak nasi secara instan dengan alat.

Sebagai solusi, dibuatlah intip buatan. Prinsipnya sama, yakni kerak nasi yang dikeringkan dan digoreng. Bedanya, intip buatan dihasilkan oleh industri makanan yang memang ingin menghasilkan intip dalam partai besar. Intip dibentuk mirip dasar periuk, bentuk bulat rapi, tidak mudah pecah/terbelah, kemungkinan ditambah bumbu bawang, terasi, rasa gurih tapi tidak segurih intip asli.

Intip buatan sering ditemui di toko oleh-oleh di Pasar Klewer, dekat Pasar Jongke, toko oleh-oleh dekat Pasar Singosaren dan di depan toko roti Orion. Sedangkan intip asli dapat ditemukan di Jalan S Parman, antara Pura Mangkunegaraan ke arah Pasar Legi Solo. Harga intip buatan ini Rp 7.500/buah dengan kemasan 300 gram dengan pilihan rasa asin dan manis. Yang asli dibanderol  Rp 10.000.

Intip asli maupun buatan merupakan makanan khas Solo yang sudah dikenal. Salah satu ciri khasnya yakni taburan kinco atau gula jawa cair di atas gorengan intip. Atau taburan garam halus jika ingin rasanya asin. Sisa nasi yang semi gosong ini menjadi kenikmatan tersendiri dan paling banyak dicari para pendatang untuk dijadikan oleh-oleh. [soloblitz.co.id]


Bagi yang ingin mencoba membuat intip di rumah, berikut ini caranya:

1. Tanak nasi hingga setengah matang, campur garam.
2. Padatkan nasi ke pinggiran periuk, karena pembuatan Intip biasanya menanak nasi dalam jumlah cukup banyak jadi perlu banyak periuk untuk melakukan langkah ini.
3. Lalu periuk atau panci (dengan tutup) yang sudah dipadatkan dengan nasi di bagian pinggiran dalamnya itu letakkan diatas api sekitar 10-20 menitan.
4. Setelah membentuk kerak, keluarkan. Keruk bagian dalam nasi yang masih lembek.
5. Kerak yang sudah dibersihkan jemur di bawah sinar matahari.
6. Setelah kering, angkat dan goreng dalam minyak sampai berwarna seperti Intip pada umumnya.
7. Setelah digoreng diberi rasa sesuai selera. Namun biasanya memakai gula jawa manis.
8. Sajikan. :)

Underpass Makamhaji, Efektif Tapi Kurang Greget

Kawasan Makamhaji Kabupaten Sukoharjo yang menjadi penghubung antara Sukoharjo dengan Kota Solo ini dulunya merupakan daerah yang padat lalu lintas dan sering terjadi kemacetan parah saat-saat jam pulang kantor dikarenakan adanya persimpangan rel kereta api yang menghubungkan Solo dan Jogja melintasi daerah ini. Banyak keluhan datang dari masyarakat setempat hingga akhirnya dibangunkanlah sebuah underpass atau jalur bawah tanah untuk mengurai kemacetan di kawasan ini, dan hasilnya adalah berhasil. Kini tidak dijumpai lagi kemacetan pada kawasan ini.

Meski begitu, menurut saya masih banyak ada beberapa hal yang perlu dibenahi terkait pembangunan underpass Makamhaji ini. Saya berpikir bahwa underpass ini terlihat kaku, masih banyak kekurangan, dan seperti tidak memiliki fungsi lebih bagi masyarakat, padahal dapat difungsikan untuk sesuatu yang lebih. Beberapa hal yang saya maksud tersebut meliputi:

1. Dinding bangunan yang polos dan monoton
 

Dari nilai estetika, ini yang paling menonjol dan sangat mengganggu pemandangan. Dinding pada bangunan underpass ini hanya berlapis semen, tidak dicat dan bahkan malah terlihat kotor. Padahal dinding-dinding ini dapat difungsikan sebagai wadah seni entah lukisan atau seni mural, atau paling tidak sebagai tempat iklan yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat rapi dan tidak monoton.

2. Tidak tersedianya fasilitas trotoar


Ini sangat disayangkan, kenapa trotoar toba-tiba dihilangkan begitu saja? Itu berarti para pejalan kaki disini harus menjadi satu dengan jalur kendaraan dan itu sangat membahayakan. Bahkan hingga sekarang pun belum terlihat akan dibangun trotoar pada underpass tersebut.

3. Jalur kereta api tidak disertai pagar pengaman


Meskipun mungkin hal itu terlihat tidak begitu penting, namun underpass makamhaji ini terletak pada pemukiman penduduk yang cukup padat. Dan pada kenyataannya, baru saja selesai dibangun pernah terjadi kecelakaan di jalur kereta api yang merenggut nyawa hanya karena beberapa anak yang bermain-main di kawasan jalur rel tersebut.

4. Jalan bagian atas yang terlalu sempit


Mungkin ini juga merupakan alasan kenapa tidak dibangunkan sebuah trotoar pada underpass ini. Jalanan yang kemudian diperlebar menjadi empat lajur ini memang berhasil mengurai kemacetan, hanya saja masih terlalu sempit. Padahal menurut saya jalan bagian atas underpass ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai trotoar untuk pejalan kaki.

5. Persimpangan rawan kecelakaan


Tepat di sebelah timur underpass ini terdapat pertigaan yang tidak disertai dengan rambu lalu lintas. Hingga saat ini tidak pernah terjadi kecelakaan di titik tersebut karena ditempatkannya pengatur lalu lintas dan cermin pada pertigaan tersebut yang cukup membantu, jika tidak ada pengatur lalu lintas disini akan sangat berbahaya.

Itulah lima poin yang menurut saya perlu untuk dilakukan pembenahan pada pembangunan underpass yang satu ini. Semoga kedepannya akan lebih baik.

Pilih Underpass Atau Fly Over?

Seperti yang kita tahu, di negara kita jalur kereta api terletak diatas tanah yang sejajar dengan jalur pengendara jalan raya yang itu artinya pada setiap persimpangan kereta api pastilah kita harus berhenti sejenak dan mempersilahkan kereta api untuk melintas terlebih dahulu sebelum kita melanjutkan perjalanan. Yang jadi masalah sekarang adalah, pemilik kendaraan pribadi di Indonesia itu semakin bertambah setiap tahunnya, otomatis jalan akan semakin sesak dan terasa sempit, belum lagi pada jalur vital yang ramai kendaraan berlalu-lalang, terlebih lagi di tempat tersebut terdapat persimpangan kereta api yang akan menimbulkan kemacetan yang super panjang. Lalu bagaimana solusinya?

Pembangunan fly over atau underpass bisa menjadi salah satu solusi dari masalah kemacetan tersebut. Di Solo Raya sendiri telah dibangun sebuah underpass di kawasan Makamhaji Kabupaten sukoharjo yang biasanya menjadi titik kemacetan yang sangat panjang saat kereta api melintas pada kawasan tersebut. Dan ternyata berhasil cukup baik, kini lalu lintas kawasan tersebut tak pernah lagi mengalami yang namanya macet, saat jam pulang kantor sekalipun. Di lain tempat, di persimpangan rel kereta api Palur misalnya, disana juga akan dibangun sebuah fly over yang sekarang sudah mulai dikerjakan dan akan memakan waktu pembangunan sekitar dua tahun. Lalu manakah pilihan yang lebih baik antara dua opsi tersebut, fly over ataukah underpass?

Fly over Pasupati, Bandung

1. Fly over biasanya dibangun dalam jangka waktu yang lama, karena menggunakan bahan-bahan yang lebih berat dan proses pembangunan yang lebih sulit.
2. Pembangunan fly over tidak banyak memakan badan jalan, hanya separuhnya saja yang akan ditutup sehingga tidak menimbulkan kemacetan parah atau pengalihan jalan saat pembangunan berlangsung.
3. Fly over akan terlihat lebih menonjol dibandingkan underpass, sehingga sangat cocok jika dipercantik dan digunakan sebagai ikon suatu daerah yang dapat dilihat dari kejauhan.
4. Bangunan fly over sangat ideal untuk kawasan yang mudah terkena banjir, atau daerah yang tanahnya tak cukup mampu menyerap air dengan baik.
5. Ruang bebas dibawah fly over dapat difungsikan sebagai lahan parkir maupun sebagai taman yang dapat mempercantik tampilan jalan.

Underpass Makamhaji, Solo

1. Underpass tidak memakan waktu yang lama dalam pembangunannya, karena biasanya underpass hanya perlu menurunkan sedikit bagian dari jalan dan tidak menjadi terlalu panjang seperti terowongan.
2. Pembangunan underpass biasanya akan menutup jalan pada kawasan tersebut sehingga arus lalu lintas akan dialihkan ke jalur lain.
3. Dalam pembangunan di kota maju, underpass juga dapat berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, untuk saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan menyalurkan kabel telekomunikasi.
4. Pembangunan underpass sangat sederhana, tidak perlu pelebaran jalan berlebihan maupun memakan tempat terlalu banyak.
5. Underpass rentan terhadap banjir apabila tidak ada resapan air yang memadai di kawasan tersebut.

Jadi apabila harus memilih antara fly over atau underpass, ada baiknya bila kita melihat situasi lapangan dan menimbang baik buruknya pembangunan tersebut pada hubungan sekitar.

Mengenal Tiga Kawasan Satelit Kota Solo

Pengertian kota satelit secara geografi adalah suatu daerah yang mempunyai sifat perkotaan yang memberi daya dukung bagi kehidupan kota. Diambil dari wikipedia, kota satelit adalah kota kecil di tepi sebuah kota besar yang meskipun merupakan komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya tergantung dengan kehidupan di kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari kota besar tersebut ini. Contoh dari kota satelit yang kita tahu adalah Depok atau Tangerang yang merupakan kota satelit dari kota besar Jakarta. Sementara untuk Kota Solo sendiri ternyata juga memiliki tiga kota satelit yaitu Solo Baru, Kartasura, dan Palur. Sebelum mengenal ketiga kota satelit diatas, mari kita cari tahu apa sih fungsi dari kota satelit tersebut?

Fungsi kota satelit: Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya dan merupakan 'jembatan' masuk/akses untuk menuju ke kota besar. Karena kota satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar, maka implikasi daripada kota satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya. Kota satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar, karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun. Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak. Terlepas dari fungsi kota satelit yang terbangun di atas, dengan adanya interaksi yang tetap, maka sikap hidup pada masyarakatnya juga akan secara bertahap akan mengalami apa yang bernama "resonansi sosiologis", yaitu perubahan sikap yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi yang relatif tetap. [Wikipedia]

1. Solo Baru


Kawasan Solo Baru adalah daerah pemukiman elit yang kini mulai berkembang ke arah pembangunan sarana prasarana modern seperti lifestyle mall, apartemen, dan hotel berbintang. Solo Baru termasuk di dalam Kabupaten Sukoharjo dan terletak di perbatasan antara Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo. Awalnya, daerah ini tak berbeda dengan kecamatan lain di Sukoharjo, lalu kemudian pengembang perumahan mulai melirik daerah ini dan membuatkan jalan dua arah yang cukup lebar sehingga memudahkan akses memasuki kawasan tersebut. Ditambah lagi dibangunnya Water World dan sebuah tugu tokoh Pandawa Lima yang menjadi ikon dan menguatkan kawasan Solo Baru sebagai pusat ekonomi baru di Solo Raya.

Dengan adanya perda pembangunan mal di Kota Solo, pembangunan mal baru kemudian mulai diarahkan ke kawasan ini. Setelah sebelumnya hadir satu supermarket di kawasan Solo Baru, kini tak tanggung-tanggung tiga mal besar mulai dibangun di Solo Baru yaitu Hartono Lifestyle Mall, Hartono Trade Centre, dan The Park yang letaknya saling berhadapan dan berkumpul pada satu titik. Sebelumnya, para pengembang memberi embel-embel Solo pada proyek mereka, namun atas permintaan Bupati setempat kedepannya mereka dilarang lagi memakai nama Solo melainkan Sukoharjo dengan tujuan agar Sukoharjo mampu dikenal masyarakat lebih luas lagi.

2. Kartasura


Bila kita melihat catatan sejarah tentang Kota Solo, di Kartasura inilah keraton pertama dibangun. Kartasura terletak di sebelah barat Kota Solo dan masuk di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Meskipun masih dalam tahap awal kawasan ini untuk ditetapkan sebagai kota satelit, namun kawasan ini dari awal memang menjadi jalur penghubung yang penting antara Jogja - Solo, maupun Solo - Semarang. Di kawasan Kartasura ini terdapat satu buah terminal transit yaitu Terminal Kartasura yang menjadi satu dengan Pasar Kartasura. Di kawasan ini juga terdapat dua rumah sakit besar dan juga salah satu universitas ternama di Solo Raya, yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Palur


Kawasan Palur merupakan sebuah kawasan yang padat lalu lintas dan penuh dengan pertokoan dan perkantoran seperti bank dan sebagainya. Di kawasan ini terdapat satu mal yang merupakan mal terbesar di Kabupaten Karanganyar yaitu Palur Plasa. Universitas Negeri Surakarta juga terdapat di kawasan ini. Penghubung kawasan Palur dengan Kota Solo adalah sebuah jembatan besar diatas sungai Bengawan Solo, Palur terletak di sebelah timur Kota Solo dan sekaligus merupakan akses masuk ke Kabupaten Karanganyar dan kecamatan Tawangmangu, dan juga sebagai penghubung antara Kota Solo dan Kabupaten Sragen. Meskipun tidak memiliki stasiun kereta api, namun kawasan ini juga dilalui oleh jalur kereta api yang menghubungkan Kota Solo dan Surabaya.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Rudy, Walikota Solo


Semenjak resmi ditinggal oleh Walikota pendahulunya, Joko Widodo, yang kini menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kota Solo kini dipimpin oleh pemimpin yang baru yang tak lain adalah wakil walikota pada masa pemerintahan Jokowi, yaitu FX Hadi Rudyatmo. Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa beliau bukan muslim seperti mayoritas pemeluk agama di Kota Solo. Kita juga sering mendengar bahwa Wong Solo itu temperamen, mudah marah. Anda tentu masih ingat peristiwa Mei 1998 di Solo? Belum lagi munculnya aliran-aliran garis keras yang mengatasnamakan agama tertentu sebagai alasan untuk membuat kerusuhan demi kepentingan suatu golongan. Kita semua tahu Kota Solo ini kota yang keras.

Meski begitu, di masa pemerintahan Jokowi kita juga tahu bahwa masyarakat Solo kemudian menjelma menjadi masyarakat yang mau diatur dan mudah ditata, ya karena katanya sebagian besar mereka merasa diwongke, atau istilah lainnya dimanusiakan. Lalu bagaimana pemerintahan ala Rudy sekarang? Saya rasa tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Jokowi, Rudy yang sudah mendampingi Jokowi selama hampir dua periode pasti tahu bagaimana cara menciptakan suasana yang kondusif di Kota Bengawan tersebut. Masyarakat juga melihat, program-program yang dijalankan oleh walikota baru tersebut merupakan program lanjutan dari pemerintahan terdahulu, ataupun program-program baru yang memiliki fungsi yang sama, yakni memberi kenyamanan bagi masyarakatnya.

Lalu siapa Rudy sebenarnya? Darimana ia berasal? Dan bagaimana perjalanan ia hingga mampu menjadi orang nomor satu di Kota Solo sekarang ini. Berikut kisah perjalanan FX Hadi Rudyatmo Sang Walikota Solo, semoga dapat menginspirasi.

1. Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo atau akrab dipanggil Pak Rudy lahir pada tanggal 13 Februari 1960 di Kampung Badran, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo. Kini ia berusia 53 tahun.
2. Meski penganut Katholik namun Rudy sedari kecil tak pernah pilih-pilih dalam hal berteman, ia tak mengharuskan untuk memilih teman yang seiman. Pergaulannya luas, dari tukang becak, preman kampung, sampai dengan para pengusaha lokal.
3. Rudy muda sangat hobi bermain bola di lapangan dekat rumahnya, bahkan ia sering ditunjuk sebagai kapten kesebelasan. Tak heran jika ia pernah tercatat sebagai Ketua Umum Persis Solo dan Ketua Pengurus Cabang PSSI Surakarta
4. Rudy pernah tercatat bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan swasta nasional di Solo. Pekerjaan itu dilepaskan saat Rudy menjabat sebagai Wakil Walikota mendampingi Jokowi.
5. Selama menjabat sebagai Wakil Walikota Solo bersama Jokowi, Rudy merupakan duet yang sangat ideal bagi Jokowi karena ia lebih dulu banyak mengenal wong cilik ditambah dengan kemampuan Jokowi beserta program dan ide-idenya yang cemerlang. Dan itu jauh sebelum Jokowi menjadi sangat terkenal seperti sekarang ini.
6. Tak seperti kebanyakan pejabat di Indonesia, meski dua kali terpilih menjadi Wakil Walikota, kekayaannya biasa saja. Bahkan Rudy menolak tinggal di rumah dinas yang sudah disediakan dengan alasan biar selalu dekat dengan rakyat pemilihnya.
7. Meski beliau seorang Katholik, tidak ada satu pun Gereja Katholik baru yang dibangun selama kepempimpinan beliau. Umat Katholik pun tidak pernah merasa diistimewakan, biasa saja seperti masa-masa sebelumnya.
8. Setiap lebaran tiba, Pak Rudy ini selalu melakukan open house dan tak lupa berbagi kebahagiaan dengan warga sekitar.
9. Saat hingar bingar kenaikan BBM Maret 2012 lalu. Dengan menggunakan atribut partainya, Rudy turun ke jalan memprotes kebijakan kenaikan BBM oleh pemerintah pusat. Tidak peduli adanya suara keras dari Mendagri yang mengancam akan menegur pejabat daerah yang menolak kebijaksanaan pemerintah pusat.
10. Selama menjabat sebagai Wakil Walikota Solo, Rudy mengaku memiliki resep agar hubungannya dengan Jokowi selalu harmonis. Tidak rebutan jabatan apalagi rebutan duit.

Dan sekarang beliau diberi mandat sebagai pemimpin tertinggi di Kota Solo bersama wakilnya yang baru, Achmad Purnomo. Dengan dukungan segenap masyarakat Solo, semoga beliau menjadi pemimpin yang barokah dan amanah, amin.